Kamis, 31 Januari 2013

BANJIR 5 TAHUNAN DI IBUKOTA

Banjir 5 Tahunan Di Ibukota

            Banjir 5 tahunan kembali terjadi diawal tahun 2013 di Ibu Kota. Banjir melanda sejumlah wilayah yang membuat kali-kali didaerah setempat meluap perumahan warga-warga. Kedalaman banjir tersebut mencapai 1-1,5 meter dan diperkirakan setinggi pinggang orang dewasa.
            Dengan keadaan tersebut banyak rumah warga yang terendam banjir. Dari peristiwa tersebut, Pemerintah langsung turun tangan dalam peristiwa tersebut dengan mengadakan posko- posko untuk korban banjir. Dari hasil survey banyak warga yang mengalami kelaparan, dan berbagai penyakit hingga menewaskan jiwa warga.
Melihat keadaan tersebut Pemerintah memberikan berbagai bantuan  terhadap korban banjir seperti makanan, minuman, alat tidur, dan obat-obatan. Selain itu banyak masyarakat yang bersimpati dan turut prihatin dari kejadian tersebut sehingga mereka menyumbangkan berbagai kebutuhan seperti dana, pakaian, makanan dan kebutuhnan lainnya.
Atas perintah dari Pemerintah, TIM SAR langsung turun ke daerah kawasan banjir untuk mencari apakah masih ada penduduk yang di genangan air. Sebagian warga yang masih menempati beberapa lantai menenmukan beberapa hewan yang terdampar arus dari kali, sungai, maupun laut dan hutan sekitar seperti ikan mas, biawak, dan ular sanca.
Dari kejadian tersebut membuat para kalangan artis berempati dan langsung turun ketempat kejadian. Merka dating tidak hanya dengan tanagn kosong,tetapi juga membawa sejumlah dana dan bantuan-bantuan lainnya.
            Gubernur DKI Jakarta pun ikut berempati dan melihat situasi dan kondisi korban banjir. Dengan melihat kondisi tersebut gubernur memutuskan untuk membuat Gang Raksasa yang prosesnya membutuhkan waktu 4 tahun.
            Beralih ketempat yang tergenang air dari peristiwa banjir, Bundaran Hotel Indonesia (HI) yang diruas jalan di dareah menjadi ikon Jakarta masih bersamput lumpur.Namun, hal tersebut tidak menyurutkan semangat rombongan bersepeda dari komunitas Sewog Sliwer untuk melintasi kawasan itu.
            Jalanan utama yang membelah pusat Kota Jakarta itu memang baru pertama
 dibuka untuk car free day pasca tergenang banjir sejak Kamis 17 01 2013. Aspal jalanan masih terlihat kotor dan berdebu karena lumpur yang mongering. Namun, para cylist tetap nekat melewatinya. Bundaran HI merupakan sala satu menu mingguan bagi para pesepeda Sewog. Rutenya diawali dari kawasan Monas, Bundaran HI, Sudirman, SCBD, hingga bablas ke kawasan Kemang  di Jakarta Selatan. Jalur itu biasanya dilalui mencapai 100 kilometer. Rata-rata mereka melakukanya tiga kali seminggu.





Sumber:

kritik :
 Seharusnya masyarakat mempunyai kesadaran tinggi terhadap lingkungan agar bias terjaga dan tidak mencemari organisme maupun ekosistem lain yang membuat hal-hal yang tidak diinginkan terjadi yang membawa kearh negative. Partisipasi dari Pemerintah sudh cukup baik, namun mungkin sebagian dri masyarakat melalaikan dengan membuang sampah sembarangan seperti di sungai maupun gorong-gorong yang membuat tersumbat dan air sungai tecemar.

Saran :
Dalam lingkup masyarakat, kerjasama dibutuhkan dan kerukunan agar pembangunan dalam diri masyarakat akan lingkungan berujung positif. Limbah-limbah yang berserakan sebaiknya jangan hanya dilihat saja (dibiarkan), cobalah kita bergotong royong membersihkannya agar tidak terjadi hal-hal yang negative.


Setuju :
Usaha-usaha yang telah pemerintah laksanakan bagi masyarakat sangat berdampak positive bagi kehidupan sehari-hari, namun perlu kesadaran dari dalam diri masyarakat yang membangun jiwa akan peduli lingkungan dan Partisipasi yang telah pemerintah jalankan sangat berpengaruh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar